This Spring Without You - Chapter 2
(The next story after "Shigatsu Wa Kimi No Uso")
My first fanfict (sorry for gaje,tyo,garing,dll)
All Chara by Naoshi Arakawa sensei
Genre : Romance, Drama
Rate : T
Cast : Arima Kousei, Miyazono Kaori, Tsubaki Sawabe, Ryouta Watari, Aiza Nagi, Aiza Takeshi ,Nao Kashiwagi, Hiroko Seto
Author : Firza Nanda Rio Aditya
"Eh.. Hujan?..aku harus segera pulang, Aiza san itu pasti sudah menungguku" kousei bergegas berlari menuju rumahnya.
"Huh.. lama sekali, dasar! padahal dia bilang cuma ingin mengecek pintu.. hufftt" keluh Nagi yang sudah bosan menunggu Kousei.
"Ah..aiza san, maaf sudah membuatmu menunggu, hosh..hosh" ucap Kousei yang tiba-tiba masuk dengan tubuhnya yang sudah basah kuyup dan dengan nafas yang terengah-engah, namun Nagi hanya diam saja tak menjawab. Kousei lalu pergi ke kamar mandi dan bergegas untuk membersihkan diri.
"oh ya Aiza san, besok kau tak usah kesini ya, soalnya besok pagi aku harus pergi" Seru Kousei yang baru selesai mandi kepada Nagi
"Eh?, sensei mau kemana? bukannya sensei baru pindah minggu depan?" tanya Nagi sedikit kaget
"Ah..tidak, aku hanya ingin menemui temanku saja sebelum aku pindah" jawab kousei
"Teman? bukannya tiap hari sensei bertemu dengan teman sensei?" Tanya Nagi sedikit kebingungan
"Ano...aku ingin menemui temanku yang sudah lama tidak aku temui..dia..teman yang sangat berarti bagiku dan juga teman yang sangat aku cintai.....
Ah.. Aiza san ,langitnya sudah mulai gelap dan hujannya juga sudah mulai reda, apa kamu ingin kuantar pulang?" Tanya balik Kousei yang mencoba mengalihkan pembicaraan
"Hm...Lebih baik aku pulang sendiri saja, akan jadi masalah jika kakakku melihat kita berdua jalan bersama"sahut Nagi menolak ajakan Kousei
" ya sudah, tapi hati-hatilah, gadis kecil sepertimu jalan sendirian malam-malam" ucap kousei sambil menundukan badanya agar pandangannya sejajar dengan gadis kecil itu"
"Aku bukan lagi gadis kecil tahu, aku ini sudah SMP, kau merendahkanku Arima sensei.."pungkas Nagi sedikit kesal.
" haha.. ya sudah hati-hati sana"ucap kousei sambil tersenyum
"dah.. sayonara sensei, mata aimashou" ucap Nagi sambil melambaikan tangan dan pergi meninggalkan Kousei
"Ja, matta" jawab kousei seraya melambaikan tangan juga kepada muridnya itu.
Sesaat setelah Nagi pulang, Kousei menatap sejenak ruangan tersebut, ruangan yang penuh dengan kertas-kertas partitur yang berserakan ,persis seperti saat kaori meminta kousei untuk menjadi pengiringnya, saat itu kaori menyebar kertas partitur dimana-mana yang pada akhirnya membuat kousei menyerah.
"Partitur-partitur yang berserakan ini, mengingatkan padamu..." Gumam kousei sambil merapikan kembali partitur-partitur musiknya.
Keesokan harinya, dibawah hangatnya sinar matahari dimusim semi ,di sebuah pemakaman Kousei yang sedang membawa seikat bunga melihat kesalah satu makam, disana ada dua orang, pria dan wanita paruh baya, tak salah lagi mereka adalah orang tua dari Miyazono Kaori, kousei lalu berjalan menghampirinya.
"Ohayou gozaimasu miyazono ojisan, obasan," Kousei memberanikan diri untuk menyapa mereka
"Hey? ,bukankah kau Arima kun ya? apa kau kesini untuk mengunjungi kaori?" ayah kaori bertanya pada kousei
"Ya..aku sudah berjanji pada kaori chan untuk tidak melupakannya, jadi aku datang kesini dan juga ada hal yang ingin aku katakan padanya" jawab Kousei yang membuat mereka menjadi terharu.. Ibu kaori tak bisa menahannya dan mulai meneteskan air matanya..
"Arigatou.. Arima kun Arigatou, kau sudah.. sudah menjadi malaikat serta sosok yang membuat hidup putriku yang begitu singkat itu lebih berarti, terima kasih telah menjadi teman putriku.. terima kasih karena telah membuat putriku bahagia..terima kasih telah membuat putriku tidak putus asa.. dan terima kasih sudah......" ibu kaori tidak mampu lagi melanjutkan ucapannya dan mulai menangis sejadi-jadinya teringat putrinya
"Sudahlah sayang.. tidak enak menangis seperti itu didepan Arima kun" Ayah kaori mencoba menenangkan istrinya itu.
"Baiklah arima kun, kami pergi dulu, lagian aku tak ingin berlama-lama membiarkan putriku ini melihat ibunya menangis didepan makamnya.. dah arima kun, kami pulang dulu" ucap ayah kaori seraya meninggalkan Arima Kousei sendirian.
"Yo.. Kaori chan.. sudah hampir sebulan ya... tak terasa sudah musim semi lagi.. padahal rasa-rasanya baru kemarin musim semi tahun lalu, musim semi yang telah mempertemukan kita.. waktu pertama kali melihatmu waktu itu.. entah kenapa tiba tiba dunia yang sebelumnya terlihat monotone berubah menjadi lebih berwarna.. mungkin benar yang apa yang sering dikatakan tsubaki chan padaku kalau orang yang sedang jatuh cinta matanya akan bersinar terang..
oh ya kaori chan aku juga sudah membaca suratmu.. maafkan aku karena waktu itu aku jarang mengunjungimu dan tidak memberimu canele padahal kau sangat menginginkannya kan?...aku menyesal karena terlambat tahu itu semua... aku juga menyesal karena tidak berani mengungkapkan perasaanku padamu selagi kau ada.. aku hanya takut jika kau benar-benar menyukai watari dan aku hanya terihat seperti orang bodoh yang tiba-tiba menembak gadis istimewa sepertimu..padahal aku tahu aku ini bukan siapa-siapa.. aku tidak hebat dalam olahraga seperti watari atau tsubaki.. satu-satunya yang kubisa hanyalah bermain piano yang bahkan saat itu aku malah tidak bisa mendengar suara pianoku sendiri, saat aku melihatmu tertawa bersama watari aku semakin hilang percaya diri.. bahkan seringkali watari mengajakku mengunjungimu dan aku menolaknya hanya karena ingin menghindari itu semua.. padahal saat itu kau sangat mengharapkan kehadiranku.. maafkan aku kaori chan..maafkan aku..
Saat aku membaca suratmu aku tak menyangka kalau kau awalnya ingin menjadi seorang pianis, dan gara gara aku, kau malah memilih menjadi seorang violinis agar suatu saat aku bisa mengiringi permainan biolamu, namun waktu itu aku malah memutuskan untuk berhenti bermain piano, hahaha aku ini memang orang yang kejam ya?.. aku juga sadar kenapa waktu itu kau sangat ngotot membuatku menjadi pengiringmu walaupun aku malah menghancurkan penampilanmu di kompetisi itu.. namun aku yakin permainan kita berdua tidak akan terlupakan oleh semua orang yang menonton kita waktu itu..
Aku juga sangat kagum padamu yang berani untuk menggunakan lensa kontak yang bahkan sampai sekarang aku belum berani memakainya,..kau benar benar wanita yang menyeramkan ya...
Aku bahkan tidak sadar kalau sebenarnya kita satu smp ya? Padahal sudah 3 tahun...
Dan soal kebohonganmu itu... Aku sangat terkejut dan senang kalau sebenarnya kau tidak menyukai watari, mungkin sebagai temannya aku ini kelihatan seperti orang jahat ya?..dan saat kau bilang kalau kau mencintaiku, ingin sekali rasanya aku memutarbalik waktu dan bilang "Aku juga mencintaimu" namun itu semua adalah mustahil.. memang akulah yang bodoh karena tidak menyadari semua itu...
Rasanya sampai saat ini aku tak bisa melupakan semua kenangan waktu bersamamu, padahal 10 bulan bukanlah waktu yang terlalu lama bukan? aku masih ingat betapa menyenangkannya melompat dari jembatan keberanian dan berenang di air yang dingin itu bersama denganmu, bermain dengan kunang-kunang yang menerangi malamku bersamamu.. dan bernyanyi twinkle winkle bersama di bawah sinar bintang yang berubah ubah itu.. seperti yang kau bilang, itu semua begitu menyenangkan bukan?.. aku sempat berpikir apa kita bisa lagi menikmati itu semua...
Oh ya kao chan, aku hampir saja lupa apa tujuanku kesini,.. yah minggu depan aku akan pindah keluar kota, karena disini tak ada SMA musik yang dekat, jadi aku harus pindah keluar kota.. Ya memang berat harus meninggalkan ini semua.. tapi ini sudah menjadi jalan yang kupilih , ku harap kau juga setuju dengan keputusanku ini dan mungkin aku akan jarang kesini lagi untuk mengunjungimu atau mungkin aku tidak akan kesini lagi...
Yosh kaori chan.. aku sudah lega sekarang.. aku sudah mengungkapkan semua perasaanku disini walaupun kau mungkin saja sudah bosan mendengar ocehan ku ini disurga sana... tapi itu sudah cukup bagiku
Aku ini memang orang yang munafik ya?.. aku bilang mencintaimu tapi aku sama sekali belum pernah memberimu hadiah yang terkesan romantis.. ya mungkin baru kali ini aku bisa membawakannya untukmu dan kuharap kau mau menerimanya..
Sekali lagi , Selamat Tinggal Kaori chan.. Aku selalu mencintaimu......Selamat Tinggal.... " Dengan penuh berlinang air mata, Kousei meletakkan seikat bunga yang dari tadi ditangannya di atas makam yang di nisannya bertuliskan kanji ..
"Miyazono Kaori"
"Sayonara Miyazono Kaori"
Chapter selanjutnya chapter 2
http://firzaelbuho.blogspot.com/2016/01/this-autumn-without-you-chapter-3.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar